Senin, 16 Februari 2009

Pengertian, Macam dan Jenis Hak Asasi Manusia (HAM)

. Senin, 16 Februari 2009
0 komentar

Pengertian dan Definisi HAM :

HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.

Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :

1. Hak asasi pribadi / personal Right
  • Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
  • Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
  • Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
  • Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing

2. Hak asasi politik / Political Right
  • Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
  • hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
  • Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik lainnya
  • Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi

3. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
  • Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
  • Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
  • Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum

4. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
  • Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
  • Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
  • Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
  • Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
  • Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak

5. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
  • Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
  • Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum.

6. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
  • Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
  • Hak mendapatkan pengajaran
  • Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat
Sumber / Kutipan

Read More »»

Sabtu, 07 Februari 2009

KOKOLOGY

. Sabtu, 07 Februari 2009
0 komentar

Yang Manakah Karakter Anda ?
Ini adalah suatu permainan untuk mengetahui sifat serta karakter anda yang telah sangat terkenal di Jepang ..
KOKOLOGY.

A. Burung berwarna Biru...
Suatu hari ada seekor burung tiba-tiba masuk kerumah anda dan terperangkap didalamnya, andapun berniat untuk memeliharanya, namun ada suatu keanehan yang terjadi pada burung tersebut.Pada hari pertama warna burung tersebut berubah dari biru menjadi kuning, hari kedua berubah lagi dari kuning menjadi merah terang, hari ketiga berubah lagi menjadi hitam.Dan coba pikirkan akan berubah menjadi warna apakah burung tersebut di hari berikutnya, coba pilih salah satu.....
1. Tetap Hitam.
2. kembali menjadi warna biru.
3. menjadi warna putih.
4. menjadi warna emas.

B. Dibawah langit biru
Bayangkan anda ada disebuah dataran dengan langit yang begitu biru, dan sekali lagi bayangkan sebuah tempat dimana anda merasa nyaman dan tentram.Pilih salah satu dari 4 tempat dibawah ini...
1. dataran yang dipenuhi salju putih.
2. lautan biru.
3. gunung yang hijau.
4. padang yang dipenuhi bungan bewarna kuning.

Jawaban.
A. Burung Berwarna Biru.
1. Burung tetap bewarna Hitam.
Menggambarkan bahwa diri anda adalah seorang yang memilik pandangan yang pesimis.Apakah anda cenderung percaya bahwa sekali situasi menjadi buruk, maka tidak akan kembali normal? mungkin anda harus mencoba berpikir, ''jika situasi sudah sangat buruk, maka tidak akan berubah menjadi lebih buruk lagi.
Ingatlah tidak ada hujan yang tak berhenti. dan tidak ada malam yang terus gelap dimana tidak ada fajar".

2. Burung berubah kembali menjadi biru.
Menggambarkan bahwa diri anda adalah seorang yang Optimis.Anda percaya bahwa hidup adalah campuran dari baik dan buruk. Tidak ada gunanya melawan kenyataan. Anda menerima kemalangan dengan tenang dan membiarkan segala sesuatunya berjalan sesuai dengan jalur tanpa stres dan kuatir. Harapan ini membuat anda menjalani gelombang kemalangan tanpa terhanyut didalamnya.

3. Burung berubah menjadi Putih.<--Gw niy... Mereka yang mengatakan bahwa burung akan berubah warna menjadi putih adalah orang tenang dan tegas dibawah tekanan. Anda tidak perlu menghabiskan waktu hanya untuk resah dan tidak mengambil keputusan ketika krisis timbul.Jika situasi memburuk, anda merasa lebih baik membuang kekalahan dan mencari cara baru mencapai sasaran daripada berhenti dalam kesedihan yang tak perlu.Pendekatan proaktif ini berarti segala sesuatu secara alami berjalan dengan lancar. 4. Burung berubah menjadi warna Emas. Mereka yang berkata burung akan berubah menjadi warna emas,adalah seseorang yang tidak memiliki rasa takut. Anda tidak mengenal tekanan. Bagi anda, setiap krisis adalah sebuah kesempatan. Anda dapat dibandingkan dengan Napoleon, yang berkata "...Mustahil : Kata itu bukan bahasa perancis." Tapi berhati-hatilah untuk tidak membiarkan kepercayaan diri yang tidak terbatas mengalahkan anda. Ada batas yang tipis antara tidak memiliki rasa takut dan membabi buta. B. Dibawah langit Biru. 1. Dataran yang dipenuhi salju Putih. Anda diberkati oleh sensitivitas khusus yang membuat anda mengerti dengan pandangan sekilas dan menguraikan masalah yang rumit tanpa membutuhkan bukti atau penjelasan. anda memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dan bahkan menjadi seorang Visioner. Percayailah selalu intuisi anda yang pertama, mereka akan menuntun anda dengan baik. 2. Lautan Biru.<-- Gw niy Anda memiliki bakat alami untuk hubungan antar pribadi. Orang-orang menghormati kemampuan anda berkomunikasi dengan orang lain dan cara anda membantu bermacam-macam kelompok bersama-sama. Hanya dengan berada disana, anda membantu orang lain bekerja dengan lebih lancar dan efisien, membuat anda menjadi seorang anggota yang sangat berharga dalam suatu proyek atau tim. Ketika anda berkata " bagus. teruskan kerja anda yang baik," orang-orang tahu anda mengatakan yang sebenarnya. Jadi kata-kata itu sangat berarti bagi mereka yang mendengarkannya. 3. Gunung Yang Hijau. Bakat anda adalah berkomunikasi yang ekspresif. Anda selalu dapat menemukan kata-kata untuk mengekspresikan apa yang dirasakan. Orang-orang segera menyadari itu juga sama persis dengan yang mereka rasakan. Mereka berkata bahwa berbagi kebahagiaan semakin menjadi berlipat ganda, sementara berbagi duka membuat kitasemakin terpisah. Anda nampak selalu dapat menolong orang lain dan menemukan sisi yang benar dalam komunikasi. 4. Padang yang penuh dengan bunga berwarna Kuning. Anda adalah sumber pengetahuan dan kreativitas, penuh dengan gagasan dan potensi yang hampir tak terbatas. Tetaplah menyesuaikan diri terhadap perasaan orang lain dan jangan pernah berhenti membangun mimpi. Tidak ada apapun yang tidak bisa anda capai.
Sumber

Read More »»

Minggu, 18 Januari 2009

KODE ETIK BARU BAGI WARTAWAN

. Minggu, 18 Januari 2009
1 komentar

Inilah Kode Etik Jurnalistik, yang ditandatangani oleh 29 organisasi wartawan di Jakarta, 14 Maret 2006.

Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman masyarakat, dan norma-norma agama.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk menjamin kemerdekaan pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar, wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

Pasal 1
Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Penafsiran
a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan, paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik perusahaan pers.
b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika peristiwa terjadi.
c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.
d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain.

Pasal 2
Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.

Penafsiran
a. Cara-cara yang profesional adalah:
b. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;
c. menghormati hak privasi;
d. tidak menyuap;
e. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;
f. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto, suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan secara berimbang;
g. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian gambar, foto, suara;
h. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan wartawan lain sebagai karya sendiri;
i. penggunaan cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan berita investigasi bagi kepentingan publik.

Pasal 3
Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Penafsiran
a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang kebenaran informasi itu.
b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan kepada masing-masing pihak secara proporsional.
c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa interpretasi wartawan atas fakta.
d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi seseorang.

Pasal 4
Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Penafsiran
a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.
b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja dengan niat buruk.
c. Sadis berarti kejam dan tidak mengenal belas kasihan.
d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto, gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi.
e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan waktu pengambilan gambar dan suara.

Pasal 5
Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.

Penafsiran
a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang memudahkan orang lain untuk melacak.
b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.

Pasal 6
Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.

Penafsiran
a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan umum.
b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.

Pasal 7
Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.

Penafsiran
a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan keluarganya.
b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita sesuai dengan permintaan narasumber.
c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan narasumbernya.
d. “Off the record” adalah segala informasi atau data dari narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.

Pasal 8
Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Penafsiran
a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu sebelum mengetahui secara jelas.
b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.

Pasal 9
Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.

Penafsiran
a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-hati.
b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.

Pasal 10
Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.

Penafsiran
a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun tidak ada teguran dari pihak luar.
b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.

Pasal 11
Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Penafsiran
a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yang merugikan nama baiknya.
b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.
c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu diperbaiki.

Read More »»

Minggu, 28 Desember 2008

KOMPOSISI

. Minggu, 28 Desember 2008
0 komentar

Komposisi secara sederhana diartikan sebagai cara menata elemen-elemen dalam gambar, elemen-elemen ini mencakup garis, shape, form, warna, terang dan gelap. Cara anda menata komposisi dalam jendela bidik akan diinterprestasikan kemudian setelah foto anda tersebut dicetak. Yang paling utama dari aspek komposisi adalah menghasilkan visual impact- sebuah kemampuan untuk menyampaikan perasaan yang anda inginkan untuk berekspresi dalam foto anda. Dengan demikian anda perlu menata sedemikian rupa agar tujuan anda tercapai, apakah itu untuk menyampaikan kesan statis dan diam atau sesuatumengejutkan, beda, eksentrik. Dalam komposisi klasik selalu ada satu titik perhatian yang pertama menarik perhatian. Hal ini terjadi karena penataan posisi, subordinasi, kontras cahaya atau intensitas subjek dibandingkan sekitarnya atau pengaturan sedemikian rupa yang membentuk arah yang membawa perhatian pengamat pada satu titik.

Secara keseluruhan, komposisi klasik yang baik memiliki proporsi yang menyenangkan. Ada keseimbangan antara gelap dan terang, antara bentuk padat dan ruang terbuka atau warna-warna cerah dengan warna-warna redup. Pada kesempatan-kesempatan tertentu, bila dibutuhkan mungkin anda akan membutuhkan komposisi anda seluruhnya simetris. Seringkali gambar yang anda buat lebih dinamis dan secara visual lebih menarik bila anda menempatkan subjek ditengah. Anda harus menghindari sebuah garis pembagi biarpun itu vertikal.

Untuk menghindari sebuah gambar yang dinamis diperlukan juga kehadiran irama. Irama ini terjadi karena adanya pengulangan berkali-kali sebuah objek yang berukuran kecil. Kehadiran irama dalam gambar mengesankan adanya suatu gerakan.

• Garis
Fotografer yang baik kerap menggunakan garis pada karya-karya mereka untuk membawa perhatian pengamat pada subjek utama. Garis juga dapat menimbulkan kesan kedalaman dan memperlihatkan gerak pada gambar. Ketika garis-garis itu sendiri digunakan sebagai subjek, yang terjadi adalah gambar-gambar menjadi menarik perhatian. Tidak penting apakah garis itu lurus, melingkar atau melengkung, membawa mata keluar dari gambar. Yang penting garis-garis itu menjadi dinamis.
• Shape
Salah satu formula paling sederhana yang dapat membuat sebuah foto menarik perhatian adalah dengan memberi prioritas pada sebuah elemen visual. Shape adalah salah satunya. Kita umumnya menganggap shape sebagai outline yang tercipta karena sebuah shape terbentuk, pada intinya, subjek foto, gambar dianggap memiliki kekuatan visual dan kualitas abstrak. Untuk membuat shape menonjol, anda harus mampu memisahkan shape tersebut dari lingkungan sekitarnya atau dari latar belakang yang terlalu ramai. Untuk membuat kontras kuat antara shape dan sekitarnya yang membentuk shape tersebut. Kontras ini dapat terjadi sebagai akibat dari perbedaan gelap terang atau perbedaan warna.
Sebuah shape tentu saja tidak berdiri sendiri. Ketika masuk kedalam sebuah pemandangan yang berisi dua atau lebih shape yang sama, kita juga dapat meng-crop salah satu shape untuk memperkuat kualitas gambar.
• Form
Ketika shape sendiri dapat mengindentifikasikan objek, masih diperlukan form untuk memberi kesan padat dan tiga dimensi. Hal ini merupakan faktor penting untuk menciptakan kesan kedalaman dan realitas. Kualitas ini tercipta dari bentukan cahaya dan tone yang kemudian membentuk garis-garis dari sebuah objek. Faktor penting yang menentukan bagaimana form terbentuk adalah arah dan kualitas cahaya yang mengenai objek tersebut.
• Tekstur
Sebuah foto dengan gambar teksur yang menonjol dapat merupakan sebuah bentuk kreatif dari shape atau pattern. Jika memadai, tekstur akan memberikan realisme pada foto, membawa kedalaman dan kesan tiga dimensi ke subyek anda. Tekstur dapat terlihat jelas pada dua sisi yang berbeda. Ada tekstur yang dapat ditemukan bila kita mendekatkan diri pada subyek untuk memperbesar apa yang kita lihat, misalnya bila kita ingin memotret tekstur permukaan sehelai daun. Ada pula saat dimana kita harus mundur karena subyek yang kita tuju adalah pemandangan yang sangat luas. Tekstur juga muncul ketika cahaya menerpa sebuah permukaan dengan sudut rendah, membentuk bayangan yang sama dalam area tertentu. Memotret tekstur dianggap berhasil bila pemotret dapat mengkomunikasikan sedemikian rupa sehingga pengamat foto seolah dapat merasakan permukaan tersebut bila menyentuhnya. Sama seperti pattern, tekstur paling baik ditampilkan dengan beberapa variasi dan nampak melebar hingga keluar batas gambar.
• Patterns
Pattern yang berupa pengulangan shape, garis dan warna adalah elemen visual lainnya yang dapat menjadi unsur penarik perhatian utama. Keberadaan pengulangan itu menimbulkan kesan ritmik dan harmoni dalam gambar. Tapi, terlalu banyak keseragaman akan mengakibatkan gambar menjadi membosankan. Rahasia penggunaan pattern adalah menemukan variasi yang mampu menangkap perhatian pemerhati.
Pattern biasanya paling baik diungkapkan dengan merata. Walaupun pencahayaan dan sudut bidikan kamera membuat sebuah gambar cenderung kurang kesan kedalamannya dan memungkinkan sesuatu yang berulangkali menjadi menonjol.

Dengan mempelajari prinsip-prinsip komposisi di atas, berikut ini adalah beberapa jenis yang dapat anda gunakan :

• Rule of thirds
Bayangkan ada garis-garis panduan yang membentuk sembilan buah empat persegi panjang yang sama besar pada sebuah gambar. Elemen-elemen gambar yang muncul di sudut-sudut persegi panjang pusat akan mendapat daya tarik maksimum.
• Format : Horizon atau Vertikal
Proporsi empat persegi panjang pada viewinder memungkinkan kita untuk melakukan pemotretan dalam format landscape/horizontal atau vertikal/portrait. Perbedaan pengambilan format dapat menimbulkan efek berbeda pada komposisi akhir. Lihatlah pada jendela bidik secara horizontal maupun vertikal dan tentukan keputusan kreatif untuk hasil terbaik.
• Keep it simple
Dalam beberapa keadaan, pilihan terbaik adalah keep it simple. Sangat sulit bagi orang yang melihat sebuah foto apabila terlalu banyak titik yang menarik perhatian. Umumnya makin ramai sebuah gambar, makin kurang menarik gambar itu. Cobalah berkonsentrasi pada satu titik perhatian dan maksimalkan daya tariknya.
• Picture scale
Sebuah gambar yang nampak biasa namun menjadi menarik karena ada sebuah titik kecil yang menarik perhatian. Dengan pemotretan landscape atau monument, kembangkan daya tarik pemotretan dengan menambahkan obyek yang diketahui besarnya sebagai titik perhatian untuk memberikan kesan perbandingan skala.
• Horizons
Merubah keseimbangan langit dan tanah dapat mengubah pemandangan gambar secara radikal. Bila gambar hampir dipenuhi oleh langit akan memberikan kesan polos terbuka dan lebar tapi bila langit hanya disisakan sedikit di bagian atas gambar, akan timbul kesan penuh.
• Leading lines
Garis yang membawa mata orang yang melihat foto ke dalam gambar atau melintas gambar. Umumnya garis-garis ini berbentuk :
Garis-garis yang terlihat secara fisik misalnya marka jalan atau tidak terlihat secara langsung misalnya bayangan, refleksi.
• Be different
Barangkali ada bidikan-bidikan lain yang dapat diambil selain pendekatan dari depan dan memotret paralel ke tanah. Bergerak mendekat dari yang diduga seringkali menghasilkan efek yang menarik.
• Colour
Membuat bagian dari gambar menonjol dari background. Cara utama untuk memperoleh hal ini adalah memperoleh subyek yang warna atau nadanya berbeda secara radikal dengan background.
• Framing
Bila subyek secara khusus mempunyai bentuk yang kuat, penuh frame dengan subyek. Baik itu dengan cara menggunakan lensa dengan fokus lebih panjang atau bergerak mendekati subyek.
• Shooting position
Ketika kita merasa jenuh dengan komposisi yang itu-itu saja, cobalah meurbah sudut pandang sepenuhnya. Misalnya posisi duduk ke posisi berdiri atau pengambilan bidikan dari atas atau bawah dari subyek.
• Number of subject
Pemotretan dengan banyak subyek yang relatif seragam, kurang menarik dari pandangan komposisi. Temukanlah salah satu subyek yang berbeda diantara sekian banyak subyek tersebut. Berbeda diartikan berbeda gerakan, bentuk dan warna.

( Jessica Helena Wuysang, Maya Fotografer.net )

Read More »»

Eksposure

.
0 komentar

Eksposure / pencahayaan adalah: banyaknya sinar yang diterima oleh sensor / film. Apabila kurang sinarnya maka foto akan terlihat cendrung gelap / under, sedangkan apa bila kelebihan maka foto akan terlihat cendrung keterangan / over. Pencahayaan sendiri merupakan kombinasi antara :
AV / aperture value yaitu besar kecilnya diafragma
TV / time value / shutter speed yaitu lamanya bukaan rana
• ISO / iternasional standard organization yang dalam hal ini merupakan standard internasional untuk tingkat kepekaan sensor / film.

Eksposure ini sendiri sering dianalogi kan seperti kita hendak mengisi gelas dengan air dari keran. Dimana putaran keran tersebut diibaratkan dengan aperture, lama keran dibuka diibaratkan dengan shutter speed, gelasnya diibaratkan dengan ISO, tekanan air diibaratkan dengan intensitas penerangan (terang atau low light), dan terakhir airnya diibaratkan dengan sinar. Maka jika keran kita buka lebar maka gelas akan cepat penuhnya. Sedangkan kalo keran kita kecilin maka gelas akan lebih lama penuhnya. Dan ketika kita pake gelas besar (iso rendah) maka kita juga akan semakin lama mengisi gelas tersebut, beda dengan jika gelasnya kita kecilin (iso tinggi) maka gelas tersebut akan lebih cepat penuhnya. Tapi tetap air yang digelas besar lebih banyak dari yang di gelas kecil. Begitu pula tekanan air, semakin tinggi tekanan air (kondisi penerangan terang), atau semakin kecil tekanan air (low light) akan berpengaruh kepada waktu pengisian. Namun terkadang sebelum gelas penuh kita sudah menyetop keran maka terjadilah keadaan under. Atau malah sebaliknya walau gelas sudah penuh tapi keran belom kita tutup maka terjadilah keadaan over.

Enaknya pada zaman sekarang eksposure ini sudah dihitung otomatis oleh camera dengan system yang namanya metering. Matering ini bekerja seperti light/flash meter. Bedanya system ini hanya mampu mengukur continous light saja. Dan keuntungan tekhnologi sekarang lainnya adalah foto kita bisa dianalisa dari histogram pada camera. Sedangkan kalo zaman dulu seorang fotografer harus membawa segepok catatan yang berisikan hal-hal seperti kalo foto siang hari bolong av, tv, nya berapa pada iso sekian, terus kalo ada awannya jadi sekian, kalo sore sekian, dst.

Nah prinsip kerja dari metering ini sendiri yaitu menentukan eksposure warna abu-abu 18% (sesuai gray card) pada suatu kondisi penerangan. Makanya apabila kita memotret benda atau keadaan dominan putih / terang / hi key akan terlihat abu-abu/gelap pada foto kita, dan apabila kita memotret benda dominan hitam / gelap / low key juga akan terlihat abu-abu / pada foto kita lebih terang dari keadaan sebenarnya. Dan makanya di camera kita ada exposure compensation (pada kelas dua digit angkanya -2 s.d. 2). Dan kesimpulan juga kalo mau memotret dengan exposure yang pas (corect exposure) ya ukur / metering lah pada gray card yang diletakkan pada tempat penerangan yang mau kita ukur exposurenya. Dan satu lagi jika contras antara tempat yang paling gelap atau terang menyebabkan sudah tidak tertangkap lagi ditail pada tempat gelap atau terang tersebut, berarti anda harus memilih antara tetap pada exposure itu atau mengorbankan salah satunya (mempertahankan ditail di tempat gelap atau di tempat terang). Sukur-sukur kalo tempat gelapnya tidak luas dan bisa kita angkat (fill in) dengan penerangan buatan seperti flash. Pada saat kontras tinggi inilah dibutuhkannya camera dengan cakupan dynamic range yang luas atau menggunakan tekhnik edit yang biasa kita sebut HDR.
Kembali ke komponen dari exposure:

a. Aperture
Aperture memiliki angka sebagai berikut (untuk pergeseran 1 stop): 1; 1,4; 2; 2,8; 4; 5,6; 8; 11; 16; 22; 32;. Maksud angka diatas sendiri adalah lubang yang terbuka pada lensa kita seper (angka diatas) dari luas lensa kita... Yang perlu dicermati bagaimana aperture mempengaruhi foto kita yaitu semakin lebar aperture dibuka (angka kecil) maka akan semakin sempit/pendek DOF/ruang tajam yang kita dapatkan. Dan semakin sempit lubangnya (angka besar) maka akan semakin panjang DOF/ruang tajam yang kita dapatkan. Menyangkut masukan dari oom Lay Kana ada semacam teori bahwa suatu lensa itu akan maksimal lensanya dalam merekam subject apabila aperturnya diset sekitar 3 stop lebih sempit dari apertur terluasnya. Contoh: jika lensa dengan bukaan terlebar 2,8; maka foto terbeningnya akan kita temukan pada bukaan 8.

b. Shutter Speed
Ada pun angka pada shutter speed adalah sebagai berikut (untuk pergeseran satu stop): 8000, 4000, 2000, 1000, 500, 250, 125, 60, 30, 15, 8, 4, 0'5, 1', 2', 4', 8', 15', 30', bulb (selama shutter ditekan camera akan terus merekam) Maksud angka diatas sendiri adalah seper (angka diatas) detik dan detik untuk tanda '. Yang perlu dicermati bagaimana speed mempengaruhi foto kita yaitu: dengan speed tinggi subject bergerak (apalagi diam) akan terlihat beku sehingga terlihat tajam. Sedangkan pada speed rendah motion (gerakan) dari subject bergerak juga akan terekam oleh camera. Dan kalau dilamakan lagi pada saat tertentu benda bergerak tidak akan terekam sama sekali oleh camera (tidak ada pada foto). Nah untuk menentukan speed sendiri agar foto kita freze (beku) dan tajam ada dua hal yang harus diperhatikan:
1. Speed minimal untuk membekukan gerak subject (subject motion) Pada dasarnya macam-macam tingkat shutter speed untuk membekukan subject. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan dari si subject sendiri. Seperti kalo motret orang yang sedang pause (pose) mungkin dengan 0,5 detik tetap beku. Tapi speed segitu belom tentu beku kalo orangnya jalan. Antara jalan dan lari juga beda speed untuk membekukannya. Gerakan di atas panggung mungkin beku pada speed 1/125dtk. Tapi mungkin belom bisa membekukan motor dijalanan. Begitu pula dengan orang yang sedang balapan tentu harus lebih cepat lagi speed untuk membekukannya. Namun selain dari kecepatan subject sendiri, ada hal lain yang juga ikut mempengaruhi yaitu jarak subject kita dan arah gerakannya. Semakin dekat subject semakin cepat gerakannya. Ini alasan kenapa pesawat terbang yang begitu kencang tetapi terlihat pelan ketika di langit. Karena jaraknya emang jauh. Kalo arah gerakan sabject mendekati atau menjauhi kita akan beda kecepatannya ketika sisubject bergerak sejajar dengan pandangan kita.

2. Speed minimal untuk melakukan pemotretan dengan cara hands held (dengan cara memegang kamera tanpa tumpuan atau tripot) Pada prinsipnya makin panjang focal length yang kita gunakan maka akan makin gampang gerakan pada camera kita, yang akan ikut terekam pada foto. Makannya rumus hands held ini dikaitkan dengan panjang focal length yaitu speed = 1/(panjang focal length) .Nah disinilah IS (image stabilizer) itu sangat berperan. IS sendiri menurut analogi saya prisipnya sama dengan shockbreaker pada mobil. Tekhnologi berperan untuk meredam getaran yang terjadi. Mungkin yang sering jadi pertanyaan bagusan mana sih IS pada lensa apa pada body. Kalo menurut pendapat pribadi saya analoginya sama ketika shock pada motor berpindah dari per dibawah kursi menjadi dekat roda. Makin dekat peredamnya ditaruh ke sumber makin efisien kerjanya. Ya tentu IS pada lensa lebih bagus karena gerakan sinar lebih duluan masuk di lensa baru diteruskan ke sensor. Namun IS juga memiliki keterbatasan dalam meredam getaran. Nah disaat speed sudah terlalu lambat inilah kita harus menggunakan tripot. Sebenarnya fungsi tripot ada dua, yang satunya akan saya jelaskan pada bagian focusing. Satuhal yang perlu di ingat, matikan IS jika anda memotret menggunakan tripot.



Yang perlu ditekankan di sini:
• IS dan Tripot hanya untuk meredam getaran pada camera... Tapi tidak untuk membekukan subject.
• Tidak semua foto itu harus freeze, karena ada beberapa foto yang memang indah jika kita menggunakan speed rendah seperti memotret aliran sungai agar terlihat seperti kapas, memotret lampu mobil yang sedang ada di jalan, dan bahkan dalam aksi panggung akan lebih indah juga jika motionnya sedikit tertangkap.
• Bahkan ada tekhnik motret dimana kamera sengaja digoyang pada saat speed rendah.

c. ISO
Angka dari ISO sendiri yaitu (untuk perubahan 1 stop): 50, 100, 200, 400, 800, 1600, 3200, 6400,... Semakin tinggi angka ISO maka akan semakin sensitif sensor/film apabila terkena sinar. Yang perlu diketahui bagaimana ISO mempengaruhi foto kita yaitu: iso lebih tinggi akan cenderung menyebabkan foto lebih noise, kurang kontras, kurang resolusi.
Sedikit tambahan untuk angka-angka di atas yang berhubungan dengan stop adalah sebagai berikut: ketika anda memotret dengan exposure speed 60, diafragma 8, dan ISO 100. Ternyata anda beranggapan subject anda kurang beku dan memutuskan untuk menaikkan speed menjadi 125 (1 stop).

Untuk mendapat nilai eksposure (gelap terang yang sama pada foto) berarti anda harus melebarkan bukaan diafragma anda menjadi 5,6 (dari 8 menjadi 5,6 = 1 stop) atau anda harus menaikkan iso anda menjadi 200 (naik 1 stop). Nah inilah factor tekhnis yang membuat foto tiap fotografer itu berbeda-beda. Dalam kondisi tertentu ada fotografer yang lebih suka mengorbankan speed, ada yang mengorbankan ruangtajam, dan ada yang lebih toleransi terhadap noise yang ada pada foto mereka.

Nah disinilah anda memberikan keputusan ingin menggunakan mode yang mana pada kreatif zone. Kalo prioritas anda pada diafragma misalnya karena anda ingin mendapat dof yang stabil gunakan mode AV karena aperture anda akan selalu tetap dan speed anda secara otomatis akan dicarikan camera. Tapi kalo prioritas anda pada speed misalnya karena ingin selalu subjectnya beku, gunakan mode tv karena speed anda akan selalu tetap sedangkan apertur akan ditentukan secara otomatis oleh camera. Kalo terjadi mentok dimana contohnya pada stelan tv, anda tetapkan anda ingin memotret pada speed 125. angka exposure anda pada metering camera menunjukkan angka 2,8 dan anda sedang menggunakan lensa dengan f terlebarnya maximal 2,8. Lalu angka tersebut berkedip-kedip, ini menandakan pada tingkat iso yang sedang anda gunakan keadaannya masih under walaupun settingan otomatis yang dicarikan oleh kamera (dalam hal ini aperture) sudah maksimal... Berarti anda harus menaikkan ISO sampai aperturnya tidak berkedip lagi agar exposure yang anda dapatkan pas.

Biasanya ketika berkedip kalo anda paksa untuk memotret tanpa merubah ISO, maka speednya akan menyesuaikan sendiri yang pada kasus ini ke speed yang lebih rendah walaupun anda sedang menggunakan mode tv. Apabila anda ragu terhadapa nilai exposure yang anda ingin kan, ada baiknya anda melakukan bracketing

(AEB = auto exposure baketing). Yaitu sebuah fasilitas dari camera dimana pada tiga frame yang kita foto akan terdapat ukuran under, ukuran yang pas menurut camera, dan ukuran over. Berapa stop under dan overnya pun dapat kita stel. Jadi setiap subject foto harus kita potret tiga kali, dan kita akan memperoleh tiga foto dengan exposure berbeda.

Cara settingnya: menu --> AEB --> Set --> quick control dial (untuk menentukan berapa stopnya) --> set.

( fotografer.net )

Read More »»

Exposure Value

.
0 komentar

Nilai Exposure Value ( EV ) adalah perpaduan antara shutter speed dan diafragma, bisa juga dikatakansebagai nilai seberapa terang/gelap foto tersebut. Angka EV adalah angka untuk 1 kali exposure (1 frame 1 take), tidak berlaku untuk double/multi exposure. Lebih lengkap lagi, EV adalah hasil perhitungan antara speed, diafragma, dan ISO.
Berikut ini rumusnya: EV = log2(aperture2 x (1/shutter speed) x (ISO sensitivity/100))
Dalam fotografi, EV adalah banyaknya sinar yang diperlukan untuk 1 kali exposure, angka EV juga melambangkan perpaduan yang pas antara shutter speed dengan diafragma untuk mendapatkan exposure normal, tidak kurang dan tidak lebih. Berikut ini adalah table EV dengan catatan ISO 100 :

Jadi misalnya, Anda berada di ruangan A mendapatkan speed 1/125 dan diafragma 5.6 serta ISO 100. Berarti nilai EV adalah 12. Dan ketika Anda berada di ruangan B Anda mendapatkan diafragma 4, maka untuk mendapatkan nilai EV (besar gelap/terang) yang sama, Anda sebaiknya menggunakan speed 1/250 Karena nilai EV 1/125 & 5.6 dengan 1/250 & 4 adalah sama.
Di dalam feature kamera, beda EV dapat kita atur sesuai dengan keperluan, mengubah beda EV di kamera sama dengan mengubah kompensasi exposure.Beda kompensasi ada yang 1/2 atau 1/3. Di kamera saya, Canon Powershot A70, dalam mode P,Av, dan TV, EV dapat diatur seperti hal diatas. Kalau dalam mode Manual (M), beda EV dapat dicari dengan mengkombinasikan speed dan diafragma.
( fotografer.net )

Read More »»
CO.CC:Free Domain
 
Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com